kisahku dimulai dari seseorang yg membawa seekor anak kucing hutan.
Pada pagi hari ada seorang bapak-bapak datang melintas depan rumahku, dia membawa seekor anak kucing hutan yang dia dapatkan di sebuah hutan pada saat dia sedang berkebun. Tapi pada saat aku melihat kucing itu ternyata kucing itu masih kecil dan sendirian, dan pada saat itu sang bapak tersebut menawarkan padaku dengan harga : Rp.150.000 ribu tapi pada saat itu aku tak memiliki uang sepersen pun untuk membeli kucing tersebut. Keesokan harinya aku memiliki uang berkisar Rp.20.000 ribu dan berniat membelinya tapi uang yang ku pegang kurang dari permintaan sang bapak-bapak tersebut, dan aku berniat dengan uang segitu untuk menDP kucing tersubut supaya tidak terjual kepada orang lain. Setelah itu sang bapak tersebut mengijinkan untuk aku menDP kucing tersebut, karena aku merasa tak enak kepada bapak tersebut aku berjanji pada bapak tersebut untuk melunasinya dua minggu kemudian dan sang bapak tersebut menyetujuinya.
Aku sangat senang ternyata kucing yang aku inginkan sudah bisa di bawa pulang ke rumahku meski sedikit galak tapi aku senag sekali, sesampainya di rumah aku bingung kucing tersebut aku mau taruh dimana dan aku ingat-ingat ternyata aku pernah punya kandang kosong bekas burung peliharaanku dulu dan masih bisa dipakai karena kandang tersebut masih bagus dan besar.
Inilah foto yang di samping adalah dari kucing yang aku taruh di kandang tersebut betapa manisnya dan indahnya kucing tersebut, setiap hari kucing tersebut aku beri makan dengan daging ayam dan susu putih ternyata kucing tersebut sangat lahap makannya melebihi diriku sendiri. Dan aku memberi nama pada kucing tersebut yaitu : Si BelangDan inilah beberapa foto kucing-kucing hutan
Dan inilah pada saat Si Belang bermain bersama dengan adikku tercinta yang bernama : M.Ma'ruf dan ternyata dia senang sekali bermain dengan si Belang hingga di pangku olehnya dan sering kali di cakar oleh si Belang tapi adikku tidak menangis karena sudah tau kalo si Belang sedikit galak.
Dan inilah aku yang sedang bermain dengan si Belang yang lincah dan akupun juga pernah tercakar bahkan digigit olehnya, yah mau gimana lagi aku sudah terlanjur suka dan senang ke si Belang.
Di masa-masa indah itu berakhir dengan kematian yang menjemput si Belang, aku sangat sedih sekali dengan meninggalnya si Belang karena salah memberi makan. Aku sangat menyesal semua karena salahku yang ceroboh memberi makan pada si Belang, andai saja aku tidak salah memberi makan pada si Belang mungkin sekarang dia sudah besar dan menakutkan tapi semua itu hanya angan-angan saja karena dia telah pergi untuk selamanya. Selamat tinggal Belang kenanganmu akan selalu ada di otakku dan fotomu akan selalu ada di ponselku hingga nanti.
Inilah foto terakhirmu Belang yang tersimpan di ponselku, aku tak akan melupakanmu selamanya.